Semarang, KABARFREKUENSI.com -- Berkembangnya ideologi-ideologi
transnasional anti NKRI dan anti
Pancasila yang semakin marak di berbagai elemen masyarakat
menggerakkan beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk turut
mengambil sikap. Salah satunya adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo
Semarang.
Rektor
UIN Walisongo, Muhibbin, mengeluarkan surat imbauan nomor B-1018/Un.10.0/R/PP.00.9/04/2017 mengenai
pencegahan paham anti Pancasila dan anti NKRI
di lingkungan UIN Walisongo Semarang. “Melihat dinamika
sosial-politik yang terjadi akhir-akhir ini, mulai marak ideologi transnasional
anti NKRI dan anti Pancasila yang masuk di Perguruan Tinggi,” demikian ungkapan
tertulis Muhibbin yang ditujukan kepada delapan Dekan dan satu Direktur
Pascasarjana tertanggal 7 April 2017.
Untuk mengantisipasi berkembangnya
ideologi-ideologi anti NKRI dan anti Pancasila masuk ke kampus, yang
dikhawatirkan dapat memengaruhi segenap civitas akademika tersebut, maka Muhibbin
dalam suratnya mengimbau untuk:
- Menjunjung
tinggi pelaksanaan tri dharma kampus yang sesuai dengan asas Pancasila,
UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
- Melakukan
upaya nyata pencegahan terhadap paham anti Pancasila dan anti Negara Kesatuan
Republik Indonesia di kalangan civitas akademika UIN Walisongo.;
- Melakukan
pembinaan secara rutin bagi dosen dan pegawai agar tetap setia serta teguh
menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bingkai Kebhinekaan;
- Mendorong
kepada semua dosen untuk membina dan mendidik mahasiswa dengan
materi-materi cinta tanah air dan persatuan bangsa;
- Tidak
memberikan izin kepada dosen, karyawan, atau mahasiswa dalam kegiatan
organisasi yang memiliki dan atau mengembangkan paham anti NKRI dan anti
Pancasila;
- Tidak memberikan izin penggunaan fasilitas kampus untuk
kegiatan-kegiatan yang berpaham anti Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan anti Pancasila. (Kabar/ Zakiya)
Lebih Dekat