Ilustrasi: Internet |
Setiap pekerjaan pasti
memiliki konsekuensi dan risiko masing-masing. Menjadi pemberitaan di media
masa adalah salah satu konsekuensi yang harus ditanggung oleh beberapa
pekerjaan. Di antaranya yang banyak mendapat sorotan publik yakni seperti
pejabat pemerintahan ataupun pekerja seni.
Jika kita amati dan ikuti,
akhir-akhir ini banyak sekali pemberitaan di media masa yang melibatkan pejabat
pemerintahan maupun pekerja seni. Baik berupa pemberitaan positif maupun
negatif. Masyarakat sebagai penikmat berita terkadang bingung untuk menentukan
sikap sehingga akhirnya mereka terbagi menjadi tiga tipe. Ada masyarakat yang
apatis akan pemberitaan, masyarakat yang bijak dan ada pula masyarakat yang
ingin ikut campur dalam permasalahan tersebut.
Masyarakat dengan tipe
apatis cenderung mengabaikan pemberitaan karena baginya urusan itu tidaklah
penting. Apa pun yang diberitakan selama itu tidak menyangkut dirinya, mereka
akan mengacuhkannya. Terkadang masyarakat dengan tipe ini cenderung egois,
karena mereka acuh tak acuh dengan keadaan sekitar yang membuat mereka kurang
peka dengan masalah sosial. Sebenarnya dari tipe ini dapat diambil pelajaran,
bahwa jangan pernah ikut campur urusan orang jika tidak diminta. Lebih baik
diam daripada memperkeruh suasana.
Pada masyarakat yang bijak,
mereka memandang suatu pemberitaan dari kedua sisi, sisi positif dan negatif.
Sisi positif diimplementasikan pada kehidupan, sedangkan sisi negatif hanya
diambil pembelajarannya tanpa perlu dicontoh. Masyarakat dengan tipe ini
benar-benar menyaring pemberitaan yang diperolehnya serta memilah pemberitaan
mana yang memang pantas untuk dibagikan ulang.
Bagi tipe masyarakat yang
memang doyan ikut campur, sebenarnya tidak ada
alasan yang cukup kuat sebagai dasar mereka melakukan hal tersebut. Mereka
hanya sekadar ikut-ikutan atau ingin agar terlihat tidak kurang update (kudet). Tidak hanya itu, sebagian
tipe ini justru ada yang berusaha mencari masalah orang lain. Berusaha untuk
mengungkapkannya ke publik agar diketahui banyak orang.
Contoh sederhananya begini,
si A adalah seorang pekerja seni. Suatu ketika si A mendapatkan masalah dan
diberitakan di pelbagai media masa. Pada tipe masyarakat yang suka ikut campur,
mereka biasanya langsung memberikan judge yang tidak baik tanpa tahu terlebih
dahulu apa penyebabnya. Lebih parahnya mereka melemparkan hujatan yang tidak
pantas untuk diucapkan. Bukannya menyelesaikan masalah, adanya tipe masyarakat
ini justru membuat pemberitaan yang ada semakin keruh. Tidak jarang juga mereka
mempengaruhi masyarakat yang masih awam untuk ikut menyudutkan pihak tersebut.
Dalam etika bermasyarakat,
perilaku mereka dianggap tidak sopan dan tidak bermanfaat. Keberadaannya justru
mendatangkan polemik baru. Ditinjau dari segi agama, yang mereka lakukan akan
mendatangkan dosa serta merugikan dirinya sendiri.
Terlepas dari itu, opini
masyarakat tidak akan terlalu berpengaruh pada jalannya masalah tersebut.
Bagaimanapun tanggapan masyarakat, masalah itu akan berjalan sesuai koridor
hukumnya. Hanya mereka yang berwenang dan mempunyai hak yang dapat menentukan
salah atau tidaknya pihak tersebut.
Maka dari itu, daripada
sekadar ikut-ikutan memperkeruh suasana yang bukan masalahnya, lebih baik
mengisi waktu dengan kegiatan positif. Dengan melakukan kegiatan lain yang
lebih banyak manfaatnya, kita akan mendapatkan hal-hal yang menguntungkan diri
sendiri dan masyarakat sekitar. Misalnya mengajari anak-anak di sekitar rumah
agar pandai membaca. Tindakan tersebut sederhana namun sangat membantu.
Melihat pemberitaan memang
penting dilakukan oleh kita semua, selain untuk memperbaharui informasi, juga
dapat menambah pengetahuan kita. Tentunya dengan syarat, pemberitaan yang kita
peroleh adalah benar adanya. Dapat dipertanggung jawabkan sumbernya, dan
pemberitaannya merupakan berita positif bukan sekadar berita negatif yang tidak
bermanfaat.
Menanggapi berita sesuai
tempat dan kadarnya adalah hak yang kita miliki. Sudah sepantasnya hak tersebut
kita gunakan dengan bijak dan semestinya. Tentunya secara baik dan sopan serta
tidak menyinggung pihak-pihak terkait. Karena apapun yang kita ucapkan kepada
orang lain akan dimintai pertanggung jawabannya, baik ketika di dunia maupun
kelak di akhirat. (Forum/ Risna)
Lebih Dekat