(Foto/ Naufal)
Semarang,
KABARFREKUENSI.COM – Seminar nasional bertajuk “Sebab Perempuan, Mulialah Bangsa” berhasil
digelar oleh sebagian mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Walisongo, Kamis (21/12). Acara untuk memperingati Hari Ibu oleh
mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi 3A yang mengikuti mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan tersebut berada di Auditorium II Kampus III UIN Walisongo.
Nelly Viki Ladeladela
selaku ketua panitia dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pemilihan tema
bukanlah tanpa sebab. “Tema ini kami pilih karena yang pertama untuk
memperingati Hari Ibu, dan yang kedua untuk membangkitkan semangat kita untuk
berperan dalam membangun bangsa,” ungkap Nelly sapaan akrabnya. Senada dengan
Nelly, Imam Taufiq selaku Wakil Rektor I pun mengungkapkan jika perempuan harus
bangkit. “inilah saatnya mengukuhkan kembali peran wanita dalam memajukan
bangsa, yang tidak bisa dipungkiri lagi,” tutur Imam Taufiq.
Seminar
yang dipandu oleh R.Mega Safitri selaku dosen Anthropologi UIN Walisongo
tersebut dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Tak tanggung-tanggung,
dalam seminar ini panitia mengundang lima narasumber wanita dari berbagai
bidang. Wanita. Diantaranya yakni Jauharatul Farida selaku Ketua Pusat Studi Gender
UIN Walisongo, Arikha, selaku dosen dan pengasuh pondok pesantren Darul Falah Besongo Ngaliyan
semarang, Sisrini guru Berani komunitas Sodong Lestari, Tsaqiva Kinasih Gusti yang merupakan
sineas muda penggiat Omah Dongeng Marwah,
serta Umi Nisa Wergadipura pendiri pondok pesantren Ekologi Ath Thariq Garut Jawa Barat.
Pendiri pesantren ekologi Ath Thariq Garut, Umi Nisa Wergadipura dalam
pemaparan materinya mengungkapkan bahwa perempuan dapat menjadi seorang pemimpin.
Perempuan bukan hanya sebagai makmum bagi lak-laki namun juga layak dimulyakan.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh sineas muda dan aktivis penggerak perempuan, Tsaqiva Kinasih Gusti
bahwa seorang perempuan harus bisa menjadi orang yang kuat dan jangan pernah takut
bermimpi. Menurutnya wanita bukan hanya sosok yang identik dengan kelembutan, lemah dan selalu dilecehkan oleh
laki-laki.
“Jangan
pernah takut menjadi seorang wanita, berkaryalah!”. Pungkas Tsqiva. (Kabar/ Jesicha
& Naufal)
|
Lebih Dekat