Ilustrasi : Google.com |
Oleh : M. Arif Rahman
Kopiku
masih tetap pekat sayang, tebal endapannya.
Sepekat
rasa yang tertimbun sepanjang aliran darah.
Kopiku
masih tetap pekat, sayang.
Namun, kali
ini tanpa bibirmu yang menjamah.
Bahkan tak
kubiarkan bibir lain menjamah bibir cangkir kopiku
Aku tak mau
menghapus kenanganmu yang menggenang dalam cangkir kopiku
Apalagi
mencoba menghapus bekas bibirmu denga bibir yang lain.
Kopiku
masih tetap pekat, sayang.
Sepekat
kabut tebal yang mengisi ruang oksigen dalam diri.
Tunggu
dulu, Ada yang berbeda dalam kopiku kali ini.
Ia tak
sepahit waktu itu
Sejak kau
meninggalkan cangkir kopiku,
Rasa manis
bibirmu masih selalu tersimpan dalam tiap cangkir kopi yang aku minum.
Kopiku
malam ini, tak lagi kesepian
Sejak ia
sadar, masih ada yang lebih sepi daripada dia yang mengendap dalam cangkir.
Malam
tanpa-Nya adalah kesepian yang nyata
16/12/2017
Ruang Hujan
Lebih Dekat