Ilustrasi : Google.com |
Bunuh diri adalah sebuah tindakan sengaja yang
menyebabkan kematian pada diri sendiri. Bunuh diri merupakan penyakit gangguan
jiwa yang berhubungan dengan depresi, bipolar, atau ketergantungan obat dan
lain sebagainya.
Bunuh diri juga dapat
dilatarbelakangi oleh keinginan meniru kasus bunuh diri sebelumnya atau disebut
dengan copycat suicide . Kasus copycat suicide terbesar terjadi
di daratan Eropa yang dilatarbelakangi oleh kasus seorang pemuda bernama Warther,
tokoh dalam sebuah novel berjudul The Sorrow of Young Warther karya Johan Wolfgang von Geothe. Novel
ini mengisahkan seorang pemuda yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Akhir
dari novel ini adalah sang pemuda Werther menembak kepalanya sendiri karena
hasrat untuk memiliki wanita yang ia dambakan tak sampai.
Novel ini pertama kali diterbitkan
pada tahun 1774 dan memiliki banyak penggemar di dataran Eropa. Begitu populernya
novel ini di kalangan pemuda galauers Eropa pada masa itu, bahkan hampir 2000
pemuda galau Eropa melakukan bunuh diri ketika cintanya bertepuk sebelah tangan
dengan cara menembakkan pistol di kepalanya.
Hingga pada tahun 1974, David
Philips, peneliti yang meneliti kasus bunuh diri imitasi (copycat suicide),
menamakan fenomena bunuh diri ini dengan sebutan Warther Effect atau Warther
Syndrom. Karena kasus ini, banyak Negara-negara di Eropa yang melarang buku
ini untuk diterbitkan. Bagi penderita sindrom Warther, ini adalah penyakit
kronis yang hanya dapat disembuhkan dengan bunuh diri.
Menurut data survei WHO, tercatat
800.000 orang bunuh diri setiap tahunnya di dunia. Negara dengan angka bunuh
diri tertinggi adalah Korea Selatan. Angka bunuh diri di Negara para Oppa
tersebut adalah 36,8 dari 100.000 penduduk. Sedangkan, angka bunuh diri di Indonesia
sendiri adalah 3,7 per 100.000 penduduk. Dengan 258 juta penduduk, berarti ada
10.000 bunuh diri di Indonesia tiap tahun atau satu orang per jam.
Berdasarkan penjelasan Agung
Kusumawardhani, dokter Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
bunuh diri merupakan satu dari penyebab utama kematian pada kelompok umur 15
sampai 44 tahun dan nomor dua untuk kelompok 10 hingga 24 tahun.
Seseorang bisa melakukan bunuh diri
karena rasa putus asa. Pada kondisi depresi berat seseorang cenderung memiliki
pemikiran pesimis dan tidak bisa berpikir adanya upaya alternatif untuk
menyelesaikan masalah. Faktor kebahagiaan merupakan faktor utama terhadap
keputusan untuk melakukan bunuh diri. Menurut riset psikologi, dikutip dari @faktagoogle mengatakan bahwa: membandingkan diri
sendiri dengan orang lain adalah penyebab ketidakbahagiaan diri dan depresi.
Ada beberapa cara unik dari beberapa
negara untuk mengobati depresi, pertama datang dari Swiss, terapi memeluk sapi
untuk usia 7tahun keatas memeluk sapi dapat menenangkan fikiran dan
menghilangkan depresi.
Cara kedua, terapi membungkus diri
berasal dari Jepang. Ketiga Masuk ke "scream room" ruang kedap suara,
terapi ini berasal dari Mesir. Berteriak di ruang kedap suara dapat melepaskan
stres.
Keempat, menonton pusaran air
berasal dari Norwegia. Menonton pusaran air dengan musik klasik selama 12jam
dapat menenangkan diri dan mengobati depresi. Salah satu televisi swasta di
Norwegia sengaja memberi siaran pusaran air untuk satu minggu sekali. Yakin mau
coba cara ini??
Selanjutnya Pijatan kepala dan bahu
dari India. Lalu ada Mandi suara (meditasi dengan mengandalkan suara) dari
California.
Setiap individu memiliki jalan dan
takdir hidup masing-masing, dan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya karena
Tuhan tidak akan memberi ujian melebihi kemampuan hambanya.
Oleh Binti Mutammimah
Kru Magang LPM Frekuensi
Prodi Pend. Kimia
Angkatan 2017
Angkatan 2017
Lebih Dekat