Foto/ Dokumen pribadi |
Semarang, KABARFREKUENSI.COM - Setelah
suskses menggelar road show
seminar di delapan universitas sebelumnya, CEO Kami Indonesia bersama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggucang Auditorium II Kampus
III UIN Walisongo
Semarang (29/3).
Seminar ini dihadiri para
narasumber ternama
seperti Abraham Samad—Mantan Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Zulkifli Hasan--Ketua MPR RI, Firmansyah—profesor termuda sekaligus Rektor Universitas Paramadina, dan Tubagus Dedi Gumelar.
Road show
seminar motivasi yang mengusung tema “Spirit of Indonesia” ini mendapat sambutan yang istimewa
dari mahasiswa.
Menurut Abraham, dari
8 seminar yang sudah di gelar, UIN Walisongo
pesertanya paling banyak. “Panitia menyediakan 2000 kursi, tapi
peserta yang datang kurang lebih 4700,” ungkap panitia seminar, Nurul Wafa (30/3). Seminar ini dibuka dengan prosesi pemukulan
gong oleh Suparman Syukur sebanyak sembilan kali sebagai lambang Walisongo atau Wali Sembilan.
Sumpah Pemuda
ialah
ikrar Tunggal Ika
Menurut Firmansyah,
potensi akademik masyarakat Indonesia sebetulnya sama dengan negara lain, hanya saja tingkat
kepercayaan diri masyarakat Indonesia rendah. Semangat
kolaborasi bangsa Indonesia
juga kurang. Perusahaan besar kelas dunia seperti Toyota, Suzuki, Honda, dan Mazda berkolaborasi membangun platform
charger mobil listrik. Iphone dan Samsung berkolaborasi menyusun platform
layar datar.
Menurut Firmansyah, hal yang paling romantis
di dunia ini adalah saat seseorang
punya impian
dan identitas, maka ia harus
berani menggapai dan mewujudkannya. Zulkifli juga menegaskan bahwa saat bangsa ini
mulai kehilangan identitasnya,
persatuan sangatlah perlu untuk memajukan bangsa.
“Oleh karena itu, Sumpah pemuda bukalah
Ikrar Bhinneka, tapi ikrar Tunggal Ika” tutur Firmansyah.
Tegakkan Inetgritas dan Moralitas
“Penyebab maraknya korupsi di Indonesia adalah sistem yang
buruk serta karakter moralitas dan integritas yang mulai luntur,” tukas Abraham.
Seseorang harus mengumpulkan uang dengan cara yang benar. Menurutnya, apabila tujuannya diletakkan pada segi finansial, itu bahaya.
“Kalau kita tidak membangun integritas, kita hanya akan menjadi budak dari buku dan pengetahuan saja.
Indonesia tidak butuh orang pintar saja, Indonesia butuh orang yang bermoral
dan berintegritas,” tegas Dedi.
Saat memilih profesi,
haruslah dilakukan
dengan sepenuh hati, berintegritas,
dan bermoral, "Gantungkan
cita-citamu setinggi langit, tapi kakimu harus tetap menginjak bumi. Jangan
mengaku Indonesia kalau masih korupsi," tegas Abraham saat menutup pidatonya. (Kabar/ Jeje*)
*Kru
Magang LPM Frekuensi Jurusan
Pendidikan
Matematika angkatan 2016
Lebih Dekat