Sumber: Google.com |
Judul Film : VENOM
Genre : Action Science Fiction
Sutradara : Ruben Fleischer
Pemain :
Tom Hardy as Eddie Brock/Venom
Michelle Williams as Anne Weying
Riz Ahmed as Carlton Drake/Riot
Jenny Slate as Dr. Dora Skirth
Tanggal Rilis : 3 Oktober 2018
Durasi : 112 menit
Negara : Amerika Serikat
Rumah Produksi : Columbia Pictures
Anggaran : $100 juta
Peresensi :
Elly Dwi Yulianti*
Film bertemakan pahlawan super (superhero) tengah
meramaikan jagat industri perfilman dunia. Rumah produksi Marvel misalnya pada tahun ini sukses menghibur penonton dengan Avenger: Infinity War, Black Panther dan Ant-Man. Di tengah ramainya film bertemakan pahlawan super,
Columbia Pictures yang bekerjasama dengan Marvel mencoba mengangkat film yang
bertemakan Anti-Hero (karakter
berkuatan super yang mempunyai sifat yang buruk) yakni Venom.
Seperti yang diketahui, Venom merupakan musuh yang
dilawan Spider-man dalam film Spider-Man 3 (2017). Dalam film Venom kali ini, Columbia Pictures mencoba mengangkat sisi lain
Venom dalam menumpas kejahatan.
Film ini bermula dengan ledakan roket luar angkasa yang
puing-puingnya jatuh di suatu
tempat. Di dalam roket tersebut terdapat tiga symbiote (organisme luar angkasa yang dapat memperkuat dan
memperbaiki tubuh inang) yang akan diteliti suatu perusahaan bernama Life Foundation. Didapati salah satu symbiote yang berada di roket tersebut
lepas dan berkeliaran mencari inang.
Scene berganti pada sosok Eddie Brock (Tom Hardy) yang
ditawari untuk melakukan wawancara eksklusif pada Carlton Drake (Riz Ahmed)
selaku pemilik perusahaan Life Foundation
perihal roket dan program kerja luar angkasa perusahaan tersebut. Pada mulanya
Eddie menolak tawaran tersebut, namun akhirnya Ia menerima karena alasan
tertentu.
Ketika proses wawancara pada mulanya Eddie menanyakan soal topik kehebatan program kerja dari
perusahaan Carlton. Namun tiba-tiba Eddie mengganti pertanyaan yang membuat
Carlton Drake tersinggung dan terpojokkan.
Ia menanyakan soal kasus hilangnya orang-orang yang dicurigai digunakan sebagai
kelinci percobaan perusahaan Life
Foundation. Akibat ulah Eddie tersebut, ia dipecat dari pekerjaannya.
Meskipun di pecat dari perusahaan medianya, Eddie
percaya bahwa ada yang tidak beres dengan praktik kerja di laboratorium milik Carlton Drake. Ia pun memutuskan
untuk tetap melanjutkan investigasinya. Dengan bantuan salah satu peneliti Dr. Dora Skirth (Jenny
Slate) Eddie melakukan investigasi dan
menemukan fakta menarik bahwa Life
Foundation melakukan praktik dengan symbiote. Pada saat
itulah, Eddie terkena symbiote. Symbiote tersebut merasuk ke tubuh Eddie dan memberikan kekuatan
super.
Symbiote yang memasuki
tubuh Eddie bernama Venom. Mereka dapat saling berkomunikasi dan berbagi tubuh. Sejak dirasuki Venom keadaan Eddie menjadi tidak terkendali. Ia selalu merasa
lapar
dan bertindak sesuka hatinya.
Mengetahui salah satu symbiote yang hilang ternyata berada
pada tubuh Eddie, Carlton Drake ingin mengambilnya kembali. Sehingga Eddie menjadi buronan para asisten Carlton Drake.
Setiap waktu ia diserang oleh para asistennya dengan berbagai macam senjata. Akan tetapi, semua usaha asistennya
sia-sia karena dalam tubuh Eddie terdapat Venom yang tidak dapat musnah dengan
apapun.
Awalnya, Venom berniat buruk hendak menghancurkan planet bumi dengan
meluncurkan roket milik Carlton Drake. Apabila roket diluncurkan, kawan-kawan sejenis Venom akan bermunculan di
muka bumi. Di mana Venom memakan makhluk hidup seperti manusia. Akan tetapi, niat itu
hilang karena ia sudah nyaman dengan Eddie. Ketika kondisi aman, muncul Riot (symbiote lain yang berada di roket yang sama dengan Venom) yang
memasuki tubuh Carlton Drake.
Riot berusaha meluncurkan
roket milik Carlton Drake. Akan tetapi, usahanya digagalkan oleh Venom. Venom
menyobek bagian bawah roket, sehingga
roket hancur dan terbakar yang membuat Riot musnah.
Film ini menyajikan
karakter dan adegan yang unik.
Di balik sosok Venom yang menyeramkan
terdapat sisi humor yang ditampilkan antara Eddie Brock (Tom Hardy)
dengan Venom. Salah satu adegan yang
humor yang ditampilkan yakni pada perdebatan Eddie dengan Venom ketika rumahnya
di kepung para asisten Carlton Drake. Ketika para asisten menodongkan pistol ke arah Eddie, dengan spontan ia mengangkat
tangan. Venom bingung, "Sedang apa kau?" "Aku mengangkat
tangan", jawab Eddie. Venom menyanggah, "Kau membuat kita terlihat
payah." "Tidak" jawab Eddie sambil terus mengangkat tangan.
"Benar", jawab Venom sambil mengendalikan tangan Eddie. Selain itu,
pernah ketika Eddie akan kabur dari dari suatu gedung, Venom memerintah Eddie
untuk loncat. Namun Eddie memilih menggunakan lift untuk turun.
Tom merupakan
aktor asal
Inggris yang berhasil meraih penghargaan pada Critics
Choice Movie Award sebagai
aktor terbaik dalam film aksi tahun 2016 silam.
Dalam film ini, Peran tokoh Venom/Eddie
Brock ditampilkan
dengan baik oleh Tom Hardy. Ia
berhasil mendalami karakter Venom dengan mulus. Bahkan mayoritas kritikus film memujinya dengan
mengatakan “Tom Hardy menyelamatkan Venom dari bencana”. Ini sebagai indikasi
bahwa Tom berhasil menampilkan sosok Venom dengan sangat baik. Maka, Tak salah
jika sang sutradara, Ruben Fleischer menempatkan Eddie sebagai pemain utama
yang memerankan karakter Venom.
Dari segi cerita dan karakter pemain sangat bagus, para pemain sudah berhasil mendalami karakternya
masing-masing. Mereka berhasil menghidupkan suasana film. Sehingga, menjadikan film ini berkualitas untuk ditonton.
Hanya saja, pada film terdapat banyak adegan tak senonoh yang tidak patut untuk ditiru. Kelemahan film luar negeri bagi bangsa Indonesia adalah mengenai
moral, sikap dan sopan santun. Di mana pada budaya luar, adegan yang berbau seksual dianggap
biasa saja. Tetapi, berbeda dengan Indoneia, hal tersebut sangat tidak pantas
dan melanggar etika.
Secara umum, film Venom bagus
dan sangat menghibur untuk ditonton karena menampilkan
sisi menegangkan yang dibumbui humor-humor.
*) Kru Magang LPM Frekuensi angkatan 2018 jurusan Pendidikan Kimia
Lebih Dekat