Ilustrasi: Google.com |
Oleh: Naila Daris Salamah*
Hutan
merupakan paru-paru dunia. Hutan sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di
dunia. Namun, saat ini hutan semakin berkurang karena adanya bencana alam, juga
pengalihan lahan.
Hutan di Indonesia yang pada awalnya memiliki luas nomor dua
di dunia, sekarang menempati urutan ke sembilan di dunia. Hal ini terjadi
karena adanya pengalihan lahan untuk kepentingan industri, seperti industri
minyak sawit, kertas, dan tambang. Berdasarkan data Direktorat Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan), luas hutan Indonesia pada tahun 2017 seluas 93,6 juta ha.
Sedangkan, penebangan hutan pada tahun 2017 sebesar 64,3 %, berarti terjadi
penurunan dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 73,6 %.
Pada tahun 2018, Papua menempati urutan pertama yang memiliki
hutan terluas di Indonesia. Papua menjadi daerah yang jarang dijamah oleh
orang. Penduduk Papua memiliki suku dan adat yang kental dengan alam, sehingga
membuat mereka sangat menjaga alam mereka. Hutan di Papua memiliki luas
40.546.360 ha. Namun, hutan Papua saat ini terancam adanya pembabatan oleh
orang asing. Hutan seluas 4000 kilometer persegi di Papua akan diganti dengan
perkebunan Kelapa Sawit. Perkebunan sawit berskala besar telah menjadi salah
satu pendorong utama hilangnya hutan di Indonesia. Hal ini tidak hanya terjadi
di Papua, tapi juga terjadi di Kalimantan.
Perkebunan kelapa sawit memang menjadi perkebunan andalan
Indonesia. Lebih dari 7 miliar USD disumbangkan ke devisa Negara Indonesia.
Perkebunan sawit di Indonesia berkuasa sejak tahun 1911. Pada tahun 1980
Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 290.000 hektar, dan tumbuh
secara luar biasa cepat menjadi 2,32 juta hektar pada tahun 2007.
Kerusakan hutan terbesar di Kalimantan terjadi karena adanya
pembukaan lahan untuk kelapa sawit. Sudah sangat banyak hutan Indonesia yang
dihabisi untuk diganti dengan perkebunan sawit dengan alasan untuk
kesejahteraan ekonomi. Akhirnya hijaunya hutan di Indonesia kini berganti
“gersangnya” lahan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit bukan hutan. Kelapa
sawit tidak bisa dikategorikan sebagai tanaman hutan, tapi tanaman budidaya.
Selain sawit, hutan Indonesia juga rusak karena adanya
tambang-tambang industri. Seperti yang kita ketahui di Papua, yaitu adanya industri
tambang oleh Freeport. Dalam surat yang dikirimkan CERI (Centre of Energy and
Resources Indonesia) ke KLHK, Freeport diduga mencemari sungai Aghawagon dengan
limbah hasil pertambangan seluas 230 kilometer persegi.
Freeport telah memiliki izin atas pemanfaatan sungai, hutan,
dan muara hingga ke laut untuk penyaluran limbah pertambangan. Namun, Freeport
menyalahgunakan izin tersebut sehingga kawasan hutan, sungai, dan muara ke laut
itu terkena dampak buruk dari Freeport.
Kementrian Kehutanan Indonesia mengatakan bahwa sekitar 2
persen hutan Indonesia berkurang setiap tahunnya. Seberapapun luas hutan yang
dimiliki Indonesia, kita sebagai manusia harus menjaga dan melestarikannya.
Bumi sudah tua, jika kita tidak merawatnya maka bumi akan terjadi banyak bencana
alam. Salah satu cara menjaga bumi yaitu dengan menjaga dan merawat hutan dari
sekarang untuk generasi yang akan datang. Mari hijaukan bumi kita.
*) Kru Magang LPM Frekuensi jurusan Pendidikan Matematika
0 Komentar