(Foto/ Firman)
Semarang, KABARFREKUENSI.COM-Beberapa waktu lalu Keluarga Besar Mahasiswa Walisongo (KBMW) melakukan audiensi dengan Wakil Rektor I terkait tentang Sistem Test of English as a Foreign Language (Toefl) dan Ikhtibaru Mi’yar al-Kafa’ah fi al-Lughah al-Arabiyyah (IMKA) yang banyak menuai kritik dari mahasiswa karena dirasa memberatkan.
Dari audiensi tersebut KBMW merasa keputusan yang ditetapkan tidak memuaskan pihak mahasiswa. Sehingga KBMW menerbitkan Press Realese Toefl Imka "Grand Issue: Hapus SK Rektor No Un. 10.0/R/PP.00.9/754/2016" yang berisi dasar tuntutan dan tujuh tuntutan yang perlu diperhatikan pihak rektorat.
Sebagai tindak lanjut dari Press Realese, Dema UIN Walisongo beserta para Mahasiswa dengan dikomandoi KBMW melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Rektorat Kampus I UIN Walisongo Semarang pada Kamis (02/05).
"Kita menuntut penghapusan SK rektor no. 754 tahun 2016 dan kejelasan regulasi sistem toefl imka yang berlaku," terang Fadhol sebagai koordinator lapangan.
Aksi berlangsung ricuh karena pihak rektorat tak kunjung memberi lampu hijau terkait penghapusan SK. Bahkan salah satu mahasiswa, Budiman Prasetyo melakukan aksi bakar sertifikat Toefl sebagai pengungkapan kekecewaannya atas sikap dari pihak rektorat.
"Ini sertifikat Toefl yang baru saya ambil pagi ini, tapi demi memperjuangkan protes mahasiswa UIN Walisongo akan saya bakar hari ini," tegas Budiman dengan suara lantang.
Bahkan setelah empat jam berlangsung dan pihak rektorat tetap belum memberi sinyal positif terkait tuntutan, mahasiswa memaksa masuk ke dalam gedung dan melakukan aksi di depan ruang rektor.
Menanggapi aksi demonstrasi, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Suparman Syukur mengungkapkan tidak bisa ambil keputusan karena yang berhak mengambil keputusan adalah Pimpinan Rektor dan Wakil Rektor I.
"Kita tahu bahwa pengambilan keputusan ada di rapat pimpinan. Saya siap menyelesaikannya di rapat tersebut. Karena kita institusi, doakan saja semoga senin nanti hasilnya memuaskan," terangnya.
Para demonstator akan kembali melakukan aksi lanjutan senin mendatang (06/05) apabila tuntutan tidak dipenuhi, seperti yang dikatakan Fadhol sebagai koordinator lapangan.
"Kalau tuntutan tidak dipenuhi, kami akan lakukan aksi lanjutan yang lebih besar lagi," kata Fadhol. (Kabar/ Firman)
0 Komentar