(Foto/ Kru Frekuensi) |
SEMARANG,
KABARFREKUENSI.COM
- Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2019 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang
telah memasuki hari ke-4, Kamis, (22/8). Kegiatan diawali dengan apel dan
dilanjutkan senam pagi. Untuk memeriahkan hari terakhir PBAK 2019, panitia memberikan balon kepada setiap
mahasiswa baru (maba) untuk mengiringi senam pagi.
Mirisnya,
balon yang telah digunakan sengaja diletuskan oleh maba dan panitia sehingga
menjadi tumpukan sampah balon. Walaupun ada beberapa maba yang tetap
menyimpannya hingga acara selesai, jumlah sampah balon masih banyak. Sesuai dengan konsep panitia PBAK 2019
yaitu menggunakan 5000 balon untuk memeriahkan acara, dapat dipastikan jumlah
sampah balon sesuai atau bahkan melebihi angka tersebut.
Dalam menanggulangi sampah balon menumpuk, panitia sudah
menyiapkan solusi, yaitu dengan mengangkut sampah balon yang nantinya akan
dibawa ke kampus I. Ketua Panitia, M. Syukron Hidayat mengungkapkan dalam
situasi ini seharusnya mendaur ulang sampah balon. Namun, karena kampus tidak memiliki alat daur ulang dirinya memutuskan
untuk membakar sampah.
"Terkait sampah balon kami sudah mengira akan timbul
penumpukan, jadi kami mengantisipasi dengan menyediakan trashbag dan
truk sampah dari kampus 1. Sampah
ini bisa didaur ulang, tapi karena UIN Walisongo belum memiliki alatnya, jadi mending dibuang
dan dibakar " jelas Syukron.
Lain
hal dengan maba jurusan Pendidikan Fisika, Saradah Irbah.
Walaupun dirinya
setuju karena dapat memeriahkan
acara, tetap saja upaya pembakaran sampah memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
"Saya
setuju dengan adanya balon, karena acara lebih meriah. Tapi sebenernya pembakaran sampah
menimbulkan bahaya disekitar. Saya juga tidak suka dengan asap dari pembakaran
" ucap Irbah. (Kabar/ May)
0 Komentar