(Foto/ Tim KKN-MIT 9 Tahun 2020 Posko 71)
Semarang, KABARFREKUENSI.COM - Jumat (14/2), dalam rangka menyongsong
bulan siaga bencana tim KKN MIT IX UIN Walisongo Semarang posko 71
menerapkan
pembelajaran berbasis isu pendidikan abad 21. TIM KKN Posko 71 mengajarkan penggunaan
alat penyuling air hujan (PAH) di SD N 4 Ngeling Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara. Dalam pembelajaran tersebut coordinator
divisi pendidikan, Tri Adi Sucipto mengajarkan cara pembuatan alat tersebut sekaligus
cara penggunaannya.
Pemilihan
program ini semula diusulkan
oleh salah satu anggota
TIM KKN Posko 71, Nur
Deviana Ekawati. Menurut Deviana PAH dinilai efektif diterapkan di musim
penghujan seperti sekarang. Dirinya menambahkan bahan yang
dibutuhkan serta pembuatannya cukup mudah.
“Pembuatan PAH ini memanfaatkan botol
bekas yang diisi dengan tiga lapisan yaitu kapas, serabut kelapa, dan lapisan
paling atas adalah batu kerikil kecil. Tujuan disusun lapisan tersebut supaya
air hujan yang keruh tersuling dari kerikil yang berkerapatan rendah hingga
kapas yang berkerapatan tinggi. Dengan begitu, air hujan memiliki daya guna.” Jelas Deviana.
Salah satu guru SD N 4 Ngeling, Yongki mendukung
pelaksanaan program ini. Yongki mengungkapkan penerapan PAH ini bermanfaat bagi
peserta didik.
“Adanya penerapan PAH ini akan sangat
bermanfaat buat pembelajaran tambahan. Bukan hanya mengangkat isu sains, tetapi
juga kemapuan kolaborasi antar peserta didik bisa tetap solid.” Tutur Yongki.
Dengan dibantu pengondisian kelompok
oleh 14 orang tim KKN MIT IX UIN Walisongo, selama satu jam acara berjalan lancar
dan kondusif. Acara berakhir pukul 10.15 dengan pengondisian peserta didik
dimasukkan kelas masing-masing guna review teori dari hasil praktik.
Adanya penerapan PAH di kelas 3 dan 4
SD tersebut, divisi pendidikan posko 71 mengharapkan kemampuan kolaborasi
menjadi bekal menuju tantangan pendidikan abad 21 bagi siswa SD N 4 Ngeling di
waktu mendatang, dan di jenjang setelahnya. (Kabar/ Aulia)
0 Komentar