(Foto/Pinterest.com)
Sebuah post di
Instagram menunjukkan potret Grand Canal, Venesia, Italia nampak sepi.
Tidak ada kapal berlalu lalang membawa penumpang seperti biasanya. Sungai yang
biasanya dilalui kapal itu pun kini lebih jernih berwana kebiru-biruan dengan
banyak ikan kecil yang mulai meramaikannya. Dari video youtube juga
menampilkan sudut lain di Italia, beberapa lumba-lumba tanpa
malu-malu menampakkan diri di pelabuhan yang kini tidak beroperasi. Belahan
dunia lainnya, juga nampak sunyi. Paris, Tiongkok, Mekkah, Singapura, Thailand,
bahkan Bali hampir tidak ada manusia di dalamnya.
Sepinya berbagai
tempat di dunia sebagai akibat wabah virus yang menghantui umat manusia. Severe
acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih
dikenal virus Corona telah menjadi isu serius umat manusia. Badan kesehatan
dunia, WHO pun sudah menyatakan bahwa virus ini telah menjadi pandemi global,
beberapa negara segera bertindak menyelamatkan warganegaranya. Beberapa negara
bahkan telah melakukan lockdown atau karantina dini untuk
mencegah adanya perluasan penyebaran virus ini.
Karantina dini
yang dilakukan berbagai negara dipandang cukup berhasil mengurangi penyebaran
virus ini, meskipun menyisakan problema lain semisal di bidang ekonomi.
Membincang virus Corona, tentu selalu ada hikmah yang dapat manusia ambil. Selain
kepedulian sosial dan ujian keimanan, potret semakin baiknya kualitas
lingkungan di dunia menjadi hal yang cukup baik di tengah pandemi yang melanda.
European Space
Agency, ESA merilis sebuah video
penampakan polusi udara di eropa khususnya Italia. Data tersebut berasal dari
tampilan satelit Copernicus Sentinel-5P yang mengungkapkan penurunan polusi
udara, khususnya emisi nitrogen dioksida, di atas Italia. Pengurangan ini
terutama terlihat di Italia utara yang bertepatan dengan lockdown nasional
untuk mencegah penyebaran virus corona. Video tersebut menunjukkan fluktuasi
emisi nitrogen dioksida di seluruh eropa dari 1 januari 2020 hingga 11 maret
2020, menggunakan rata-rata bergerak 10 hari.
Hasil riset lain
yang dilakukan Profesor Ilmu Sistem Bumi, Marshall Burke menunjukkan adanya
penurunan polusi udara di Tiongkok pada saat lockdown diberlakukan.
Menurut Burke lockdown yang dilakukan di Tiongkok ini
memungkinkan untuk menyelamatkan puluhan ribu nyawa dengan memangkas polusi
udara dari pabrik dan kendaraan. Dirinya menambahkan, dalam dua bulan hidup
dengan polusi rendah dapat menyelamatkan nyawa 4.000 anak berusia lima tahun
dan 73.000 orang berumur di atas 70 tahun di Tiongkok. Jumlah ini secara
signifikan melampaui angka kematian akibat Corona. Sayangnya kondisi ini
tidak bertahan lama, Burke dalam pantauannya mengungkapkan ketika Tiongkok
semakin pulih jumlah polusi udaranya semakin meningkat.
Berbagai hasil
riset tersebut tentu menunjukkan adanya sisi positif diberlakukannya lockdown di
berbagai negara. Adanya lockdown ini memberikan kesempatan
bagi bumi untuk sekadar rehat dari eksploitasi yang dilakukan manusia. Melihat
berbagai satwa yang menggantikan manusia mengisi beberapa tempat seakan
menunjukkan bahwasannya manusia haruslah hidup berdampingan dengan makhluk
lainnya.
Mengutip National
Geographic, pandemi Covid-19 ini bisa menjadi sarana untuk menilai kembali
gaya hidup yang selama ini dijalani. Atau bahkan mengubahnya demi
keberlangsungan bumi.
0 Komentar