Semarang, KABARFREKUENSI.COM – Good News
From Indonesia (GNFI) mengadakan Peluncuran dan Diskusi Hasil Survei Indeks
Optimisme 2021 melalui platform Zoom Meeting, Jumat (13/8). Survei yang
menjadi persembahan untuk memeringati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-76
ini bertujuan untuk mengukur seberapa optimistis generasi muda terhadap masa
depan Indonesia dalam berbagai sektor kehidupan.
Survei ini dilakukan pada tanggal 8 – 15 Juli
2021 dengan 800 responden dari beberapa kota besar yang ada di Indonesia.
Responden terdiri dari 68,2% laki-laki dan 31,8% perempuan dari usia 25 – 40
tahun.
Survei yang bekerjasama dengan Lembaga Survei
Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (kedaiKOPI) ini membagi
perhatian pada lima isu, yaitu pendidikan dan kebudayaan, kebutuhan dasar,
ekonomi dan kesehatan, kehidupan sosial, serta politik dan hukum.
Salah satu generasi muda, Achmad NJ mengatakan
bahwa kemajuan dalam sektor pendidikan dan kebudayaan Indonesia di masa depan
agak sulit tercapai.
“Hal ini dikarenakan sistem pendidikan di
Indonesia kurang merata, tenaga pendidik kurang dan sangat terbatas,” tutur
pemuda berumur 21 tahun tersebut.
Namun, pada hasil survei yang telah dilakukan
oleh GNFI dan kedaiKOPI mengatakan bahwa generasi muda saat ini paling optimis
pada sektor pendidikan dan kebudayaan. Hasilnya survei mengatakan 83,9%
generasi muda optimis, dan 16,1% lainnya netral.
“Saya antara bangga dan sedih, pendidikan
yang paling tinggi. Jika pendidikan adalah hulunya, maka pendidikan harusnya
menjadi yang paling rendah. Karena isu pekerjaan, lingkungan hidup, politik,
dan sebagainya itu bukan sesuatu yang muncul secara tiba-tiba, tetapi didapatkan
dari layanan ataupun akses dari layanan pendidikan,” tutur Najeela Shihab,
pendidik dan inisiator Semua Murid Semua Guru.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI,
Kunto Adi Wibowo mengatakan bahwa laki-laki jauh lebih optimis daripada
perempuan. Namun, optimistis dalam sektor pendidikan berdasarkan jenis kelamin
memiliki rata-rata yang sama antara laki-laki dan perempuan, yaitu 7,7%.
“Di luar negeri, di survei yang sama,
perempuan dalam pendidikan memiliki optimistis yang jauh lebih tinggi dari
laki-laki. Dalam sektor pendidikan, perempuan itu capaiannya jauh lebih dan
kesempatan berkontribusi walaupun masih terbatas manjadi jauh lebih terbuka
daripada laki-laki,” ungkap Najeela.
Peran pemerintah terhadap sektor pendidikan
sangat besar. Pemerintah merupakan penyelenggara pendidikan paling besar di
Indonesia. Sejak awal, pendidikan termasuk public goods atau bisa
dikatakan tidak dibatasi siapa penggunanya. Jadi kesempatan semua masyarakat
dan sektor lain untuk berkontribusi sangat dibutuhkan. Hal ini diharapkan dapat
menjadi pendorong optimisme bisa dimiliki oleh semua kalangan, tidak hanya oleh
generasi muda saja. Karena yang terjadi dalam pendidikan saat ini adalah saling
menyalahkan, saling lempar tanggung jawab, atau merasa menjadi korban. Padahal
yang menjadi korban sesungguhnya adalah pemuda saat ini.
“Mari optimis bukan karena progres sekarang,
tapi mari optimis dan melakukan aksi untuk memastikan bahwa progres dan kemajuan
saat ini akan berkelanjutan,” ajak Najeela. (Kabar/Daris)
0 Komentar