Gambar: Dokumentasi Pribadi |
Semarang,
KABARFREKUENSI.COM - Siang ini, (13/4) Seluruh Aliansi
Mahasiswa dan Para Buruh Jawa Tengah menggugat para pemerintah dan melakukan
Aksi di depan Gedung Gubernur Jawa Tengah. Aksi tersebut diawali pada pukul
13.00 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Mahasiswa. Selain
itu, aksi
yang dilakukan oleh demonstran
lebih menekankan terhadap isu-isu yang ada di Jawa Tengah tanpa mengabaikan isu-isu Nasional. Adapun yang digugat dalam orasi
tersebut terdiri dari 11 Tuntutan antara lain:
1.
Menuntut MPR RI untuk tidak
mengamandemen UUD NRI 1945
2.
Memastikan rantai pasokan
ketersediaan BBM
3.
Pecat Menteri Perdagangan
karena gagal dalam melaksanakan tugas dan usut tuntas serta pidanakan mafia
minyak goreng.
4.
Penolakan pemindahan IKN dimasa
krisis; dengan melihat aspek Ekologis, Ekonomi, dan Sosial Budaya, serta sahkan
RUU Masyarakat adat
5.
Cabut UU kerja beserta aturan
turunannya
6.
Cabut SK Gubernur tentang UMK
Tahun 2022 di 35 Kabupaten/Kota yang berdasarkan UU Cipta Kerja
7.
Tolak tunggakan iuran BPJS
Kesehatan
8.
Menuntut penegakan sanksi tegas
dan transparansi publik perusahaan yang tidak memberikan THR
9.
Hentikan Intimidasi,
Represifitas, dan segala bentuk kekerasan Aparat terhadap Warga Negara
10. Hentikan
pembangunan yang mengabaikan dampak pada kerusakan lingkungan dan perampasan
ruang hidup rakyat dengan dalih kepentingan umum.
11. Hentikan
relokasi industri ke Jawa Tengah
Shofiyul Amin,
Ketua Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN
Walisongo menyampaikan kenaikan PPN yang tidak sesuai dengan kesepakatan dalam
Undang-Undang merupakan salah satu penyebab terjadinya demo.
"Kenaikan
Ekonomi tidak membantu, justru malah mencekik bagi rakyat" teriak Shofiyul saat orasi.
Aksi yang
dilakukan merupakan tindakan responsif dari berbagai elemen terhadap kebijakan
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, Shofiyul berharap demonstrasi ini menjadi
efek jera bagi para Pemerintah agar tercapainya sebuah goals
yang sesuai harapan.
Tak hanya
dari elemen mahasiswa,
para buruh juga terlibat dalam Aksi
Unjuk Rasa. Aulia Hakim, Sekretaris
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah mengatakan harga
sembako yang semakin melambung tinggi, namun terdapat Bantuan Langsung Tunai
(BLT) merupakan tunduknya Negara terhadap mafia-mafia minyak goreng yang tidak
diusut tuntas. Selain itu,
Aulia menuntut terkait permasalah penundaan pemilu 2024.
"Munculnya sebuah usulan dari Menteri terkait 3 periode
dapat dikatakan sebagai makar konstitusi" tambah Aulia saat orasi.
Banyaknya permasalahan yang
terjadi, Aulia menuntut Ganjar Pranowo yang harus pro
terhadap rakyatnya. Baginya Pemerintah sangat arogant terhadap rakyat
karena menerapkan Konstitutional yang cacat dan aksi ini juga bagian dari tindak
lanjut dari Aksi Omnibus Law. Kemudian, harapan kedepannya pemerintah
tidak mencicil Tunjangan
Hari Raya (THR) dan harus diberikan penuh pada buruh. (Kabar/Fadilah)
0 Komentar