(gambar: dokumentasi pribadi) |
Semarang,
KABARFREKUENSI.COM - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Sains dan
Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menyelenggarakan acara Opening
Rapat Kerja (Raker) Raya FST pada Jumat(17/02). Kegiatan opening Raker Raya ini diisi dengan penyuluhan administrasi yang bertempat
di Ruang Teater FST dan dihadiri oleh perwakilan Ormawa yang ada di FST.
Penyuluhan
administrasi yang dihadiri oleh Satuan pengawas Internal (SPI) sebagai pemateri
ini ditujukan pada seluruh bendahara dan pengurus Ormawa di lingkup FST. Tujuannya
untuk pembekalan dalam memenuhi proses administrasi keuangan kegiatan mahasiswa.
Sri Badriah selaku
perwakilan dari SPI mengatakan bahwa seringkali terjadi kesalahan yang berulang
ketika penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) sehingga memperpanjang waktu
turunnya anggaran.
"Banyaknya
proses administrasi yang harus dipenuhi patutnya memang harus dilaksanakan
dengan tertib agar dana anggaran yang diajukan tersebut dapat memaksimalkan
program kerja atau kegiatan yang telah dilaksanakan," Ujar Sri.
Sri juga
menambahkan bahwa SPI menemukan SPJ yang diserahkan mahasiswa terdapat kecurangan seperti nota palsu, memanipulasi
tanda tangan, dan kurang lengkapnya bukti dokumentasi.
“Pernah
ditemukan juga SPJ yang terdapat kecurangan pada bagian nota, manipulasi data
dan kurangnya dokumentasi kegiatan,” tambah Sri.
Menurut
Ninik selaku delegasi Ormawa yang hadir pada kegiatan tersebut menyampaikan
bahwa manfaat diselenggarakannya acara ini yaitu dapat mengetahui bagaimana
cara menyusun SPJ dengan benar.
“Agar kita sebagai pengurus lebih menegetahui
cara yang benar dalam menyusun SPJ dan tidak terjadi revisi sehingga proses
pencairan anggaran lebih mudah,” tutur Ninik.
Ninik mengungkapkan
bahwa SPI dalam kesempatan tersebut juga memaparkan terkait kebijakan baru
dalam penyusunan SPJ.
“Seperti
adanya kebijakan baru yang menyatakan bahwa dana sewa tempat bisa diajukan anggaran
dananya. Akan tetapi, tempat tersebut harus dibawah naungan Kementerian Agama
(KEMENAG) dan antriannya sulit karena harus menyesuaikan jadwal,” ungkap Ninik.
"Karena saya masih pengurus baru Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Riset dan Teknologi (RISTEK), jadi saya belum mengetahui kesulitan-kesulitan yang akan saya hadapi secara real kedepannya," pungkas Ninik. (kabar/Maulidatunnuroniyah dan Nurul)
0 Komentar