(Sumber: Pinterest.com
Budaya ngaret adalah sebuah istilah yang mengacu pada kebiasaan
seseorang yang selalu terlambat atau tidak tepat waktu dalam melakukan kegiatan
atau tugas. Istilah “ngaret” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya
“terlambat atau mengulur-ulur waktu”.
Orang yang memiliki budaya ngaret cenderung tidak memperhatikan waktu
dan kurang menghargai waktu orang lain, sehingga sering membuat orang lain
menunggu.
Disiplin waktu merupakan aspek penting dalam kehidupan mahasiswa,
terutama ketika menyangkut tugas dan kelas. Tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas dan hadir di kelas dapat memastikan bahwa mahasiswa mendapatkan informasi
dan pemahaman yang tepat dalam setiap pelajaran, serta membantu mereka
mengembangkan kebiasaan yang baik dan bertanggung jawab dalam kehidupan
sehari-hari.
Namun sebaliknya banyak mahasiswa yang sering terlambat dan kurang
disiplin pada era digital ini. Keterlambatan
dalam menyelesaikan tugas atau keterlambatan dalam hadir di kelas dapat
mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk belajar dan berpartisipasi aktif
dalam diskusi dan memahami materi yang disampaikan oleh dosen, serta dapat
mempengaruhi nilai akhir mahasiswa dan membuat mereka kesulitan dalam mengejar
target akademik mereka.
Selain itu, keterlambatan dapat mengganggu jadwal mata kuliah dan
merugikan orang lain, seperti teman sekelas atau dosen yang harus menunggu.
Kurangnya disiplin waktu pada mahasiswa dapat menyebabkan
mereka kehilangan tanggung jawab dan kurang menghargai waktu orang lain. Hal
ini dapat mempengaruhi kinerja akademik mereka, seperti menurunkan nilai, dan
kesulitan dalam menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditentukan.
Selain dampak negatif pada prestasi akademik, semakin menurunnya sikap
produktivitas pada mahasiswa
juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kurang produktif dan kurang
kondusif. Keterlambatan mahasiswa dalam hadir di kelas atau menyelesaikan tugas
dapat memengaruhi kemajuan kelas secara keseluruhan dan membuat dosen dan
mahasiswa lainnya merasa tidak nyaman.
Keterlambatan dan kurang disiplin pada mahasiswa dapat terjadi karena
beberapa faktor seperti: mahasiswa tidak memanajemen waktu dengan baik, banyak
mahasiswa yang kurang mengatur waktu dengan baik dan efektif karena kebiasaan
buruk sering begadang sehingga mahasiswa sulit untuk disiplin dalam mengerjakan
tugas dan berangkat kuliah. Mahasiswa yang tidak menyadari pentingnya waktu
cenderung tidak menghargai waktu mereka dan sering kali meremehkan
keterlambatan atau absen kehadiran dalam perkuliahan.
Pada era digital mahasiswa memiliki akses mudah ke gadget dan internet. Hal ini membuat mahasiswa dapat dengan mudah teralihkan perhatiannya dari tugas-tugas kuliah yang seharusnya dikerjakan. Selain itu, adanya konten digital yang menghibur juga bisa memancing mahasiswa untuk terus menghabiskan waktu pada gadget mereka. Di era digital juga terlalu banyak distraksi (gangguan) yang datang dari berbagai sumber seperti notifikasi di ponsel, media sosial, game, streaming film dan musik, dan lain-lain. Hal ini bisa membuat mahasiswa sulit berkonsentrasi pada tugas-tugas akademik yang harus dilakukan.
Mahasiswa juga sering menunda mengerjakan tugas sehingga tugas kuliah
menumpuk yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang lebih tinggi karena
tugas tersebut masih menunggu untuk diselesaikan. Selain itu, menunda juga
dapat menyebabkan pekerjaan tersebut menjadi terasa lebih sulit dan memakan
waktu lebih lama ketika dikerjakan pada saat terakhir. Mahasiswa yang suka
menunda menyelesaikan tugas juga dapat kehilangan kesempatan untuk memperbaiki
atau memastikan ulang pekerjaan mereka karena tidak memiliki waktu yang cukup.
Memang, setiap orang memiliki cara belajar dan mengerjakan tugas yang
berbeda-beda. Beberapa orang mungkin merasa lebih produktif dan terinspirasi
ketika mengerjakan tugas di bawah tekanan dengan waktu yang mendekati deadline,
sementara yang lain membutuhkan lebih banyak waktu untuk merenung dan
merencanakan sebelum memulai tugas. Penting bagi setiap mahasiswa untuk
menemukan cara belajar dan bekerja yang paling efektif untuk
diri mereka sendiri tanpa harus memengaruhi kedisiplinan ataupun
terlambat dalam mengerjakan tugas.
Kurangnya pengawasan dan pengendalian diri juga menjadi penyebab utama
mahasiswa sering terlambat dan kurang disiplin, karena mahasiswa lebih mandiri
dan bertanggung jawab atas jadwal mereka sendiri di perguruan tinggi, beberapa
mungkin kesulitan dalam mengendalikan diri mereka sendiri untuk tetap disiplin.
Tantangan disiplin yang dihadapi oleh mahasiswa di era digital memang
semakin kompleks. Untuk mengatasi
masalah ini, mahasiswa perlu menyadari pentingnya waktu dan belajar mengelola
waktu mereka dengan baik, seperti membuat jadwal yang teratur dan target yang
realistis. Mahasiswa harus membuat jadwal yang teratur untuk belajar dan
mengerjakan tugas-tugas akademik mereka. Jadwal ini harus mencakup waktu yang
cukup untuk belajar, beristirahat, dan bersosialisasi. Istirahat secara teratur
dapat menghindari kelelahan dan membantu meraka tetap fokus sehingga
meningkatkan produktivitas dan konsentrasi
saat mahasiswa kembali mengerjakan tugas kuliah.
Selain itu, menggunakan teknologi dengan bijak juga dapat membantu
meningkatkan kedisiplinan. Membatasi waktu yang dihabiskan untuk platform
sosial dan kegiatan lain yang tidak berkaitan
dengan tugas-tugas akademik membuat mahasiswa dapat memperbaiki keterampilan
manajemen waktu mereka, mengurangi beban tugas dengan tidak menunda
menyelesaikan tugas, dan membentuk kebiasaan baik.
Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memahami pentingnya
disiplin waktu dan menciptakan kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa juga dapat mengembangkan kebiasaan disiplin dengan memanfaatkan
teknologi seperti alarm, reminder, atau aplikasi pengelola waktu. Dosen juga
dapat membantu mengatasi masalah kedisiplinan mahasiswa dengan mengedukasi
tentang pentingnya disiplin dalam dunia akademik dan memberikan sanksi yang
tepat bagi mahasiswa yang tidak disiplin. Dengan cara ini, kedisiplin waktu
dapat terus ditingkatkan dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih
produktif dan kondusif.
Penulis: Maulidatunnuroniyah
0 Komentar