Oleh: Siti Mauidhotur Rohmah*
Penamu lebih tajam dari
sebilah pedang. Mungkin Sebagian dari kita pernah mendengar pepatah seperti
itu. Sebagai seorang penulis, yang mana ia selalu berkecimpungan dalam dunia
penulisan, kata maupun tulisannya adalah sebuah senjata yang mematikan. Sebuah
senjata yang terlihat remeh dimata beberapa orang, namun memiliki kekuatan yang
dapat memengaruhi seseorang lewat kata-kata yang ditulisnya. Itulah kekuatan
kata-kata.
Dalam hal menulis,
beberapa orang mungkin akan mengatakan bahwa menulis itu mudah. Bisa jadi
seseorang itu memang memiliki bakat alami dalam menulis. Namun, tak jarang juga seseorang merasa
kesulitan untuk mengekspresikan apa yang dirasakannya melalui tulisan. Di sini
kreativitas kita diperlukan untuk menghasilkan kata-kata maupun ide-ide yang
segar. Disiplin dan ketekunan juga menjadi kunci kesuksesan dalam hal ini.
Terkadang ada saat-saat dimana seorang penulis merasa bad mood atau
sedang malas menulis. Mereka mungkin akan berpikir untuk mengerjakannya nanti
saja. Hal itu jika dibiarkan berulang-ulang dapat menstimulasi diri mereka
sendiri untuk menunda-nunda pekerjaan. Dengan membiasakan diri untuk tetap
konsisten menulis, walau terkadang tidak tahu akan menulis apa. Akan tetapi
tetap memaksa diri untuk menulis, dapat membantu kita melatih otak untuk terus
berpikir kreatif.
Setelah mereka melatih
otak dan mengembangkan kreativitas. Para penulis akan masuk ke tahap
selanjutnya, yaitu pengembangan gaya tulisan. Setiap penulis memiliki ciri khas
mereka tersendiri dalam menulis. Hal itu membutuhkan waktu, proses, dan
pengalaman yang panjang. Inilah yang menjadikan setiap tulisan unik dan
menarik. Setiap tulisan memiliki pembacanya tersendiri, kita tidak bisa memaksa
mereka untuk hanya menyukai tulisan ini maupun tulisan itu. Semua memiliki
porsinya tersendiri.
Mengutip perkataan di
salah satu platform blog yang membahas tentang kepenulisan. Dikatakan bahwa
tutur bijak mengatakan bahasa dan kata-kata adalah senjata bagi seorang
wartawan untuk mengungkap teka-teki yang terbukam hingga menuai jawaban pasti.
Bila dianalogikan, pena seorang wartawan itu lebih tajam dibanding peluru.
Karena satu peluru hanya akan mengenai satu musuh. Akan tetapi satu tulisan
tinta pena wartawan sasarannya dapat mengenai jutaan manusia. Bisa dikatakan
dampak yang diberikan oleh seorang jurnalis atau wartawan begitu luas.
Jika mengutip dari
berbagai sumber refrensi. Napoleon Bonaparte yang pernah berkuasa di
Francis pada abad ke -- 18, pernah mengeluarkan pendapatnya mengenai wartawan
ketika dirinya terus dirongrong oleh jurnalis atas kebijakannya saat itu.
"Pena - wartawan lebih tajam daripada sebilah pedang karena itu saya lebih
takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet," tutur
Napoleon Bonaparte kala itu. Dari ungkapan tersebut jelas betapa jurnalis
atau wartawan memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga seorang Napoleon yang
sangat berkuasa begitu ketakutan dengan tajamnya kata dan kalimat wartawan saat
itu.
Sementara itu, di era
sekarang ini media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook memiliki
pengaruh besar. Tulisan dapat memiliki dampak yang besar, apalagi para
jurnalis. Mereka memiliki kekuatan di dalam tulisan yang mereka tulis untuk
memengaruhi opini publik, membentuk kebijakan, atau bahkan memicu perubahan
sosial. Bahkan dalam politik kata-kata juga dapat memengaruhi opini publik
maupun dinamika politik di suatu negara.
Orang biasa yang bukan
siapa-siapa juga bisa memengaruhi massa melalui tulisannya di media sosial. Hal
itu dapat memicu dampak positif maupun negatif. Semuanya tergantung keinginan
sang penulis. Apa yang hendak ia katakan lewat tulisannyalah yang akan
menggerakan publik. Maka dari itu penting bagi kita untuk menulis dengan
bertanggung jawab dan etis. Ingat, bahwa setiap kata yang akan kita tulis
maupun kita ucapkan memiliki kekuatan yang dapat memengaruhi banyak orang. Jadi
gunakanlah penamu dengan baik dan bertanggung jawab.
Perlu kita sadari bahwa
setiap kata yang kita pilih mempunyai dampak yang sangat besar. Sebagai
penulis, kita mempunyai tanggung jawab untuk menggunakan kekuatan tulisan kita
dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan menyampaikan pesan secara integritas
dan bijaksana, kita dapat memastikan bahwa kekuatan dari "senjata"
penulisan kita digunakan untuk membawa dampak positif dalam masyarakat
Editor : Fatikhatul Maulidatunnisa
0 Komentar