(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Semarang,KABARFREKUENSI.COM-Pada hari Senin (26/8) terjadi demonstrasi massa di depan Gedung Balaikota Semarang. Peserta unjuk rasa hari ini di antaranya Aliansi Mahasiswa Jawa Tengah, Gerakan Rakyat Jawa Tengah Menggugat (GERAM), dan organisasi mahasiswa lainnya seperti PMII, IMM, GMNI, dan HMI. Teknis lapangan (teklap) mahasiswa UIN Walisongo,  UNNES, dan UNISULA dilakukan pukul 13.00 WIB di lapangan kampus 3 UIN Walisongo dan bergerak menuju kantor Balaikota Semarang di Jl. Pemuda, Sekayu, Kota Semarang. 

Massa mulai memadati jalanan depan gedung Balaikota Semarang pada pukul 15.00 WIB serta mulai menyampaikan orasi. Orasi disampaikan secara bergilir oleh perwakilan BEM dan organisasi mahasiswa lainnya dari berbagai universitas. Orasi dari perwakilan salah satu demonstran mengatakan bahwa unjuk rasa dilakukan selain karena tuntutan yang telah ada, yaitu untuk memberi sinyal dan peringatan bahwa pemerintahan sudah dilakukan secara tidak semestinya.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Menurut Bowo, demonstran asal UNNES, goal dari unjuk rasa kali ini adalah yang pertama mengawal putusan MK agar tidak diganggu gugat. Yang kedua yaitu untuk menurunkan dan mengadili Jokowi karena selama 10 tahun memerintah, banyak sekali yang harus diperbaiki dan menjadi PR untuk pemerintahan Indonesia. "Saya tidak bisa berharap kepada pemerintah, karena berkali-kali berharap, berkali-kali juga dipatahkan," ujarnya.

Kericuhan mulai terjadi sekitar pukul 18.30 di mana kepolisian menembakkan gas air mata ke arah para demonstran. Salah satu anggota Pers Mahasiswa (Persma) mendapati tembakan gas air mata yang salah sasaran mengenai beberapa anak TPQ. Tindakan represif juga dialami salah satu anggota Persma UNDIP, Fauzan Haidar, mengaku ditarik bajunya dan dicekik saat melakukan liputan. Selain itu, menurut pengakuannya, kepolisian mencoba merampas ponsel dan menghentikan proses liputan.


Kabar : Salsabila Safirana Wibisono (Kru LPM Frekuensi 21)

Editor : Berlian (Kru LPM Frekuensi 21)