Semarang, KABARFREKUENSI.COM-Soft tracking workshop LPM Frekuensi dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Oktober 2024 di Desa Wisata Nongkosawit. Acara ini merupakan salah satu agenda kegiatan workshop LPM Frekuensi yang sudah berlangsung sejak hari Jumat, 25 Oktober 2024.
Kegiatan soft tracking diikuti oleh anggota LPM Frekuensi, yang berfokus pada pengenalan dan pelestarian kearifan lokal di desa tersebut. Acara ini juga bertujuan untuk mempromosikan Desa Nongkosawit sebagai destinasi wisata edukatif yang lebih menarik.
Soft tracking dipimpin oleh Rahmat selaku pengelola Desa Wisata. Beberapa tempat kearifan lokal yang menjadi tujuan kegiatan ini adalah Sendang Tombo, Masjid Jami' Nurul Huda Randusari, Irigasi buatan Belanda, dan Sarang Burung Walet.
Sendang Tombo yang menjadi tujuan pertama dikenal sebagai salah satu tempat pemandian yang bisa mengobati orang sakit. Menurut Rahmat, pengelola Desa Wisata Nongkosawit, tempat ini sudah lama menjadi lokasi yang dipercaya memiliki khasiat penyembuhan.
"Setiap orang baik anak kecil, orang tua, maupun lainnya saat tidak enak badan atau sakit ketika mandi di sendang ini rata-rata sudah mengakui bahwa badannya langsung sembuh. Karena itulah sendang ini dinamakan sendang Tombo", ungkap Rahmat.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Selain itu, ada juga Masjid Jami Nurul Huda Randusari yang menjadi tujuan kedua juga terkenal dengan sejarah unik dibalik penamaannya.
"Ketika bedug masjid ditabuh tidak ada respon dari masyarakat sekitar. Kemudian bedug itu dipindah dan digantungkan di pohon randu. Setelah dipindahkan dan ditabuh disana, masyarakat sangat antusias memberikan respon. Karena itulah tempat ini dinamakan Randusari dan bedugnya dinamakan Bedug Sidogori" jelas Rahmat.
Tujuan ketiga soft tracking menuju ke irigasi buatan Belanda yang menyimpan sejarah penting dalam perkembangan di desa ini. Irigasi ini awalnya sangat terawat tetapi semakin lama kian terbengkalai.
"Sebenarnya ketika airnya berfungsi pengalirannya bisa sampai ke Balai Desa dan sekarang karena sudah tidak begitu terawat pengalirannya terhambat." Ujar Rahmat.
Tujuan keempat menuju ke sarang burung walet, yang didalamnya memiliki sejarah unik. Awalnya sarang ini merupakan area dapur camp Ahmad Yani yang sudah terbengkalai. Kini sarang ini menjadi daya tarik tersendiri dan menambah keunikan di Desa Wisata Nongkosawit.
Fitrotul Uyun sebagai salah satu peserta soft tracking menyampaikan kesan positifnya mengenai pengalaman yang didapatkan. "Acara ini menurut saya sangat menyenangkan karena kita bisa mendapat ilmu dari Pak Rahmat, selain itu kita juga bisa semakin mengenal Desa Nongkosawit secara dekat". Ujar Uyun.
Acara ini menjadi kesempatan bagi peserta untuk menjalin hubungan lebih erat dan mempelajari kearifan lokal di Desa Nongkosawit. Para peserta dikenalkan dengan sejarah dan budaya lokal desa tersebut.
Kabar : Dian & Vivien
Editor : Rifaatus (LPM Frekuensi 22)
0 Komentar