![]() |
Sumber: Dokumentasi Kontributor |
Melalui program Desa Binaan Arthapraja, GenBI menghadirkan kembali permainan yang dulu akrab dimainkan oleh generasi sebelumnya—bakiak, dakon, tarik tambang, tali karet, hingga engklek (sunda manda). Permainan-permainan ini dipilih bukan hanya untuk hiburan, tapi juga sebagai media pembelajaran akan nilai-nilai budaya, kerja sama, dan sportivitas.
Sella, salah satu panitia dari GenBI, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar nostalgia, tetapi bagian dari edukasi karakter.
“Banyak anak zaman sekarang tidak lagi mengenal permainan tradisional. Kami ingin membangkitkan kembali semangat kebudayaan melalui aktivitas yang menyenangkan,” tuturnya.
Selama kegiatan berlangsung, anak-anak tampak antusias mengikuti setiap permainan. Mereka saling menyemangati, tertawa bersama, dan belajar berinteraksi secara langsung.
Wanti, salah satu guru di SDN 2 Getas, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada GenBI Komisariat UIN Walisongo Semarang atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat. Anak-anak jadi bisa belajar sambil bermain, sekaligus mengenal budaya lokal yang mulai terlupakan,” ujarnya.
Bima, siswa kelas 4 yang ikut serta, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
“Yang paling seru tarik tambang! Kita bisa rame-rame sama teman. Capek, tapi seneng!” katanya sambil tersenyum lebar.
GenBI berharap kegiatan ini bisa menginspirasi masyarakat untuk kembali menghidupkan permainan tradisional di tengah kehidupan modern.
0 Komentar